Transformasi Tasawuf Modern Menurut Nasaruddin Umar Dan Relevansinya Dalam Masyarakat Multikulturalisme Di Indonesia
Abstract
Abstract
Sufism has undergone significant changes in line with the progress of time. New perspectives on understanding Sufism and its practices continue to emerge in the modern era. From Nasaruddin Umar's viewpoint, the transformation of modern Sufism includes a fresh understanding of the meanings of spirituality and religiosity, as well as changes in the way Sufi teachings are practiced. This research discusses Nasaruddin Umar's views on the transformation of modern Sufism and its relevance in the multicultural society of Indonesia.The study utilizes written works by Nasaruddin Umar and videos on his YouTube channel, analyzing them through content analysis methods to explore his perspectives and examine their relevance in addressing the phenomenon of multiculturalism in Indonesian society. In Nasaruddin Umar's perspective, Sufism needs to accommodate the changes occurring in society and provide relevant answers to the spiritual challenges faced in the context of multiculturalism. The results of this study indicate that the concept of modern Sufism from Nasaruddin Umar's perspective can positively contribute to responding to cultural conflicts in Indonesia. By instilling values of compassion and tolerance in Sufi practices, society can overcome divisions and embrace diversity as a positive strength. The transformation of Sufism not only reflects adaptation to the times but also serves as a source of inspiration to build a more harmonious and inclusive society.
Keywords: Transformation, Modern Sufism, Multiculturalism, Nasaruddin Umar
Abstrak
Tasawuf telah mengalami perubahan penting seiring dengan kemajuan zaman. Perspektif-perspektif baru dalam memahami tasawuf dan praktik-praktiknya terus muncul di era modern. Dalam perspektif Nasaruddin Umar, transformasi tasawuf modern mencakup pemahaman baru tentang makna spiritualitas dan keberagamaan, serta perubahan dalam cara mengamalkan ajaran tasawuf. Penelitian ini membahas pandangan Nasaruddin Umar tentang transformasi tasawuf modern dan relevansinya dalam masyarakat Multikulturalisme di Indonesia. Studi ini menggunakan literature tertulis karya Nasaruddin Umar serta video-video dalam kanal youtube, lalu menganalisisnya dengan metode analisis konten untuk mengekplorasinya pandangan dan melihat kerelevanan pemikirannya dalam menghadapi fenomena masyarakat Multikulturalisme di Indonesia. Dalam pandangan Nasaruddin Umar, tasawuf perlu mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan menyediakan jawaban-jawaban yang relevan untuk tantangan-tantangan spiritualitas yang dihadapkan dalam konteks masyarakat Multikulturalisme. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa konsep tasawuf modern perspektif tasawuf Nasaruddin Umar mampu memberikan kontribusi positif dalam merespons konflik-konflik kultural di Indonesia. Dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan toleransi dalam praktik tasawuf, masyarakat dapat mengatasi perpecahan dan merangkul keberagaman sebagai kekuatan positif. Transformasi tasawuf ini bukan hanya mencerminkan adaptasi terhadap zaman, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif.
Kata Kunci: Transformasi, Tasawuf Modern, Multikulturalisme, Nasaruddin Umar
References
Athoullah Ahmad. (1985). Diktat Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf. Fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Djati, .
Dickson, W. R. (2022). Sufism and Shari‘a: Contextualizing Contemporary Sufi Expressions. Religions, 13(5). https://doi.org/10.3390/rel13050449
Dodi, L., & Abitolkha, A. M. (2022). From Sufism to Resolution: Examining the Spiritual Teachings of Tarekat Shiddiqiyyah as the Theology of Peace in Indonesia. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 10(1), 141. https://doi.org/10.21043/qijis.v10i1.11260
Ellya Rosana. (2011). MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL. Jurnal TAPIs, 7(12).
Fuady, F., Rfiah, I., & Ningsih, S. (2019). Toleransi Nasaruddin Umar Sebagai Solusi Menanggulangi Radikalisme Atas Nama Agama. Academia, 5(1), 53. https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/academica/article/view/4105.
Haderi, A. (2015). AKTIVISME TASAWUF MENURUT FETHULLAH GÜLEN. Teologia, 26(2).
Helminski, K. (1999). The Knowing Heart: A Sufi Path of Transformation. Sambala.
Klaus Krippendorff. (2013). Content analysis: An introduction to its methodology. Sage publications.
Komarudin, D. (2019). KONSEP TASAWUF MODERN DALAM PEMIKIRAN NASARUDDIN UMAR. Syifa Al-Qulub, 3(2), 96–111. https://doi.org/10.15575/saq.v3i2.3535
Kothari, C. R. (2004). Research methodology : methods & techniques. New Age International (P) Ltd.
Kusuma, W. H. (2015). AGAMA DAN RESOLUSI KONFLIK (Analisis Terhadap Konflik Kegamaan di Indonesia). Jurnal Ilmiah Syi’ar, 15(1), 1–10. http://dx.doi.org/10.29300/syr.v15i1.1506
Mannan, A. (2018). ESENSI TASAWUF AKHLAKI DI ERA MODERNISASI. Jurnal Aqidah-Ta, IV(1).
Muhamad Al-Muizul Kahfi. (2021). DERADIKALISASI QURANIK SEBUAH PERSPEKTIF NASARUDDIN UMAR. Institut PTIQ Jakarta.
Muvid, M. B., & Aliyah, N. D. (2020). The Tasawuf Wasathiyah Concept in Central Flow of Industrial Revolution 4.0. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 31(1), 169–186. https://doi.org/10.33367/tribakti.v31i1.1008
Muzairi, M. (2018). Eksekusi Mati Javanese Al-Hallaj Dalam Suluk Jawa. Refleksi Jurnal Filsafat Dan Pemikiran Islam, 18(2), 157–181. https://doi.org/10.14421/ref.v18i2.1864
Nasaruddin Umar. (2014). Tasawuf Modern (Jalan Mengenal Dan Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT. Republika.
Nasaruddin Umar. (2018). Khutbah-khutbah Imam Besar. Pustaka IIMaN.
Nasr, S. H. (2002). The Heart of Islam; Enduring Values of Humanity. NY: Harper San Fransisco, Harper Collins.
Natalia, A. (2016). Faktor-Faktor Penyebab Radikalisme Dalam Beragama (Kajian Sosiologi Terhadap Pluralisme Agama Di Indonesia). Al-Adyan, XI(1), 1–21.
Ni Made Widnyani, Astitiani, N. L. P. S., & Berty Christina Lidyanita Putri. (2021). PENERAPAN TRANSFORMASI DIGITAL PADA UKM SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KOTA DENPASAR. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 6(1). http://journal.undiknas.ac.id/index.php/manajemen
Nurul Anam, Sayyidah Syaikhotin, & Hasyim Asy’ari. (2019). Tasawuf Transformatif di Indonesia. Al-Mada: Jurnal Sosial, Agama Dan Budaya, 2(2), 64–75.
Octafany, A. (2021). Konsep Mahabbah Jalaluddin Rumi. Refleksi Jurnal Filsafat Dan Pemikiran Islam, 20(2), 215–231. https://doi.org/10.14421/ref.v20i2.2053
Parekh, B. C. (2002). Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory. Harvard University Press.
Qorib, M. (2010). Lentera Kasih Sayang: Membentang Ukhuwah Menggapai Jannah. Dian Rakyat.
Said Aqil Siroj. (2006). Tasawuf sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi Bukan Aspirasi (Cetakan 1). Mizan Pustaka.
Saumanti, T. (2023). Teologi Perdamaian Dan Kerukunan Antar Agama Dalam Perspektif Asghar Ali Engineer. Jurnal Pemikiran Islam, 3(2), 92–110.
Sharif, M. M. (1963). History of Philosophy (VOL 1). Otto Harrassuwitz.
Smith, A. . (1981). The Ethnic Revival. Cambridge University.
Sokhi Huda. (2017). Karakter Historis Sufisme Masa Klasik Modern dan Kontemporer. Teosofi: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam, 7(1).
Sri Layla Wahyu Istanti. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45. Potensio, 19(1).
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta.
Sumarni, S. (2018). Contextualization of Wasathiyah Values in Haji Sulong’s thoughts for Islamic Education Renewal in South Thailand. Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 265. https://doi.org/10.14421/jpi.2018.71.265-287.
Wasalmi. (2014). Mahabbah Dalam Tasawuf Rabi’ah Al-Adawiah. After Dinner Conversation, 9(2), 81–87. https://doi.org/10.5840/adc20212873
Webster, N. (1980). Webster’s Twentieth Century Dictionary of English Langue. William Calling Publisher’s Inc.
Zakariyah, A. al-H. A. ibn F. ibn. (1991). Mu’jam al-Maqayis al-Lugah. Dar al-Fikr.
Copyright (c) 2024 Hariyanto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.