Kaidah Al-Yaqinu Laa Yuzaalu Bisyakkin: Keyakinan Tidak Dapat Dihapuskan dengan Keraguan

  • Eva Nur Hopipah UIN SGD Bandung
  • Aah Tsamratul Fuadah UIN SGD Bandung
Keywords: Kaidah Fiqhiyyah, Al-Yakinu Laa Yuzaalu Bisyakkin, Ushul Fiqh, Pendidikan Islam, Peradaban Islam

Abstract

ABSTRACT

Fiqhiyyah rules are scientific disciplines that have a high level of urgency for humans. Bearing in mind that the benchmark for the legal object is themukallaf itself, it is different from ushul fiqh, of course. In qawa'id al-ahkam or fighiyyah rules there are what are called kubra rules or ashasiyyah rules which consist of five rules. This qubra rule is a rule whose basic text or argument is beyond doubt because it comes from the Qur'an and hadith. One of the Kubra rules is the rule of al-yaqinu laa yuzaalu bissyakin which means belief cannot be erased by doubt. There are eleven branches in this rule. There are also conditions and exceptions described by jurists in this rule. Examples of applying the rules in the fields of ubudiyah, mu'amalah, jinayah, to siyasah are clearly illustrated comprehensively. The research methodology used in this paper is library research which explores and quotes from credible sources so that it can be used as a reference for scientists in their fields to develop and practice these principles in everyday life.

 

Keywords: Fiqhiyyah rules. Qawa'id al-Ahkam, Rule of Kubra, Al-Yaqiinu Laa Yuzaalu Bissyakkin

ABSTRAK

Kaidah fiqhiyyah adalah disiplin ilmu yang memiliki tingkat urgensi tinggi untuk manusia. Mengingat patokan objek hukumnya adalah mukallaf itu sendiri, berbeda dengan ushul fiqh tentunya. Dalam qawa’id al-ahkam atau kaidah fighiyyah ada yang disebut dengan kaidah kubra atau kaidah ashasiyyah yang terdiri dari lima kaidah. Kaidah qubra ini adalah kaidah yang dasar nash ataupun dalilnya tidak diragukan lagi karena bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Salah satu kaidah kubra ialah kaidah al-yaqinu laa yuzaalu bissyakin yang artinya keyakinan tidak dapat dihapuskan dengan keraguan. Terdapat sebelas cabang dalam kaidah ini. Adapula syarat-syarat dan pengecualian yang dipaparkan oleh para ahli fukaha dalam kaidah ini. Contoh penerapan kaidah dalam bidang ubudiyah, mu’amalah, jinayah, hingga siyasah pun sangatlah jelas tergambar dengan komprehensif. Metodologi penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penelitian kepustakaan yang menggali dan menukil dari sumber yang kredibel sehingga bisa dijadikan rujukan untuk ilmuwan di bidangnya mengembangkan dan mengamalkan kaidah ini ke dalam kehidupan keseharian.

 

Kata Kunci: Kaidah Fiqhiyyah. Qawa’id al-Ahkam, Kaidah Kubra, Al-Yaqiinu Laa Yuzaalu Bissyakkin

 

Author Biography

Aah Tsamratul Fuadah, UIN SGD Bandung

Dosen Syari'ah dan Hukum Jenjang Sarjana dan Pascasarjana UIN SGD Bandung)

References

Abdullah, H.B. dan Saebani, B.A. (2018). Perbandingan Kaidah Fiqhiyah : Dilengkapi Perbandingan Mazhab dan Kaidah Ushuliyah. Bandung : Pustaka Setia.
Djazuli, H.A. (2006). Kaidah-Kaidah Fikih : Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis. Jakarta : Prenadamedia Group.
Fuadah, A.T. (2022). Pertemuan Kedua Mata Kuliah Qawa’id Al-Ahkam [Power Point Slide 5].
Rahman, A.A. (1976). Qa’idah Qa’idah Fiqih: Qawa’idul Fighiyah. Jakarta : Bulan Bintang.
Rohim, M. 2019. Buku Ajar Qawa’id Fiqhiyyah (Inspirasi dan Dasar Penetapan Hukum). Jombang : LPPM UNHASY Tebuireng Jombang.
Washil, N.F.M. dan Azzam, A.A.M. (2016). Qawa’id Fiqhiyyah. Sawo Raya : Amzah.
Zannah, N. (2018). Analisis Kaidah Fiqhiyah Al-Yaqinu Laa Yuzaalu Bissyakkin Terhadap Larangan Nikah Bali Utahi Getih Di Dusun Mojosari, Desa Mojoagung, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
Published
2023-09-25
How to Cite
Eva Nur Hopipah, & Aah Tsamratul Fuadah. (2023). Kaidah Al-Yaqinu Laa Yuzaalu Bisyakkin: Keyakinan Tidak Dapat Dihapuskan dengan Keraguan. Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf Dan Peradaban Islam, 3(2), 86-103. https://doi.org/10.58572/hkm.v3i2.34