Paradoks Identitas Kaum Salafis

  • Asep Ahmad Arsyul IAI Tasikmalaya
Keywords: Salafisme, Post-salafisme, Identitas, Paradoks

Abstract

Pola keberagamaan kaum salafisme sejatinya menampakkan iden-titas keagamaan yang heterogen. Karenanya, pembacaan atas sala-fisme yang dilakukan oleh tulisan ini mutlak perlu dibedah melalui pendekatan ideologis dus sosiologis, mengingat kompleksitas anasir yang dikandung oleh salafisme sendiri. Kesimpulan awalnya seder-hana: (1) bahwa salafisme sebagai sebuah organisme yang hidup berkorespondensi dengan perilaku adaptif terhadap semua kategori sosial yang terus mempengaruhinya, baik secara negatif maupun positif, dan (2) salafisme sebagai sebuah doktrin sangat dominan menegasikan selain dirinya dari rumah besar al Firqah an Najiyah dan/atau Ahl Sunnah wal Jama’ah. Alih-alih menganggapnya sebagai mitra kerja potensial, malah memandangnya sebagai musuh ideo-logis yang – bilamana perlu–, harus dialienasi dari realitas kehi-dupan sosial.

Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis pergeseran makna salafisme yang dalam perkembangannya selalu menuai perdebatan klaimitas yang tak pernah selesai [contentious label]. Kecuali itu, pergumulan antar identitas salafisme dengan dimensi kehidupan sosio-politik yang mengiringinya menjadi penting untuk dikaji oleh artikel ini. Sisi lain yang tak kalah penting untuk dianalisis adalah relasi intra/inter personal yang dibangun oleh setiap varian iden-titas salafisme, berkaitan dengan pandangannya terhadap kelompok in group atau out group.

Maka pertanyaan riset dari risalah ini adalah: Pertama, apa dan ba-gaimana makna salafisme sesungguhnya? Kedua, bagaimana ideo-logi salafisme menerjemahkan identitasnya ke dalam segmentasi kehidupan sosio-politik secara umum? Dan bagaimana pula posisi lain [the others] di dalam pandangan dunia kaum salafisme? Semen-tara itu, metode dan pendekatan riset yang digunakan dalam risalah ini sepenuhnya bersifat library research dengan beberapa pendekat-an historis, analisis deskriptif dan fenomenologis.

 

References

Bin Husein bin Ali bin Abdul Hamied Al Halaby Al Atsiry, A. (n.d.). Hadzihi Hiya As Salafiyyah; Da’watul Iman wal Amn wal Aman Al Manhajiyyah Al Ilmiyyah At Tarbawiyyah wa Kasyful Atsr At Tadmiriyyah Lil Afkar At Takfiriyyah, Mansyurat Muntadayat Kull Salafiyyin.

Chaplin, C. J. (n.d.). Anatomy of the Salafi Movement Global, Salafi Activism dan Indonesian Islam. http://www.newmandala.org/global-salafi-activism-indonesian-islam/%0Ahttp://www.alsunnah.info/r?i=j37307wg https://id.wikipedia.org/wiki/Ghetto

Hakim, S. A. (2008). Bunga Rampai Pemikiran Islam Kebangsaan. Baitul Muslimin Press.

Horikoshi, H. (1987). Kyai Dan Perubahan Sosial. P3M.

Krismono. (2017). Salafisme di Indonesia, Ideologi, Politik Negara Dan Fragmentasi. Jurnal Millah, XVI(2).

Nashir, H. (1999). gama dan Krisis Kemanusiaan Modern. Pustaka pelajar.

Rahman, A. (2015). Analisis Pemiki N Afzalur Hman Tentang Aspek Epistemologi. Iqtishadia, 8(2), 235–256.

Santrock, J. W. (n.d.). Psikologi Pendidikan. Tri Wibowo.

Published
2021-09-17
How to Cite
Arsyul, A. A. (2021). Paradoks Identitas Kaum Salafis. Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf Dan Peradaban Islam, 1(2), 1-10. https://doi.org/10.58572/hkm.v1i2.13