Urgensi Fikih Lingkungan
Abstract
Fenomena bencana alam yang terus menerus terjadi sudah saatnya menjadi renungan berfikir bagi kita manusia yang ditugaskan Tuhan sebagai khalifah (pengemban tugas) dimuka bumi ini. Benarkah alam marah? Lalu siapakah yang salah? Alamkah atau manusia yang terlalu serakah? Sebagian manusia menyalahkan alam seakan sudah tidak lagi bersahabat, namun jika kita renungi, semua yang terjadi dengan alam tidak terlepas dari sebab akibat perbuatan manusia itu sendiri. Sudahkah kita menjalankan tugas yang diembankan kepada kita menjaga dan melestarikan alam lingkungan sekitar kita? Menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus diterapkan di tengah kehidupan manusia. Hal ini telah diperintahkan dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai suri teladan dan panutan manusia akhir zaman bahkan beliau dengan tegas memberikan peringatan bagi pengrusak lingkungan alam. Disini pentingnya korelasi fiqih lingkungan dengan akhlak tasawuf sehingga cinta lingkungan tidak hanya dianggap sebagai suatu kebaikan saja tapi juga kewajiban akhlaqi yang harus dimiliki semua individu penghuni alam semesta ini.
References
Al-Qardhawi, Y. (2011). Ri’ayah al Bi’ah fiy Syari’ah al-Islam. Daar al-Syuruq.
As-Subki, T. A. W. (2012). Jam’ul Jawami’. Daarul Ilmi.
Ghazali, B. (1996). Lingkungan Hidup dalam Pemahaman Islam. Pedoman Ilmu Jaya.
Jum’ah, S. A. (2009). Al-Bi’ah wal Hiffadz ‘alaiha min mandzur al-islamy. Al-Wabil Al- Shoyyib.
Shihab, M. Q. (1996). Membumikan al-Qur’an sebagai fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat.
Sukarni. (2011). Fikih Lingkungan Hidup. Pustaka Ilmu.
Syaddali, A. (1992). Al-Qur’an dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup. LESFI.
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/jurnalnauli/article/view/921
https://jurnal.ugn.ac.id/index.php/jurnalnauli/article/view/921/701
Copyright (c) 2024 Eva Siti Latofah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.